Iseng : Menjadi Orang Lain
12.37
Assalamualaikum,
Lagi kesel nih aku. Jujur aja lah ya.
Entah karena aku orangnya memang nyebelin,
atau emang situasinya yang nyebelin, pokoknya ada satu hal yang sumpah
mengganggu aku. Ingin diceritain lengkapnya. Tapi buat apa? Siapa aku? Awkarin
bukan, istri raja minyak juga bukan.
Tapi yang ini tolong dibaca dengan seksama
dan penuh kesabaran ya teman-teman….
Pernah nggak sih, kamu ngerasa kesel karena
apa yang kamu pilih berbeda sama orang lain, lalu kemudian orang itu ngomong
seenaknya, membandingkan dengan apa yang dia tempuh. Padahal jalannya sama sekali
beda.
Atau gini , pernah nggak sih ngerasa heran
ke orang lain karena nggak sejalan dengan hidup kamu? Contohnya kaya heran
kenapa ada yang mati-matian begadang demi organisasi sedangkan ada orang lain
yang begadang karena dugem. Atau contoh
lain, pasti ada satu orang dikampus yang organisasi banget dan ada satu orang
lain yang sangat nggak organisasi.
Pasti pernah.
Kalau heran doang sih nggak masalah. Tapi
ya namanya manusia, tangan sama mulut suka gatel gitu, jadinya suka
berkata-kata aneh-aneh yang tanpa sadar nyinggung. Termasuk aku juga sering
banget ngomong nggak dijaga. Tapi biasanya aku karena nggak sengaja.
Untuk yang masih sangghup membaca amarah
aku, mangga dilanjut. Kalau nggak juga nggak apa-apa.
Aku ingin orang-orang, termasuk aku, mulai
lebih sadar dengan perasaan orang lain. Ada satu cara yang paling ampuh untuk
bisa sadar dengan perasaan orang lain, yaitu : Dengan menjadi orang lain. Dengan
berusaha menjadi mata orang itu ketika liat sesuatu. Ambil yang baiknya, dan
mulai pahami kenapa dia memilih hal tersebut.
Terima Kasih Abe karena selalu ngingetin
aku untuk liat sesuatu dari sudut yang berbeda.
Makasih Reza karena udah ngasih tau Abe
soal itu.
Sejujurnya dulu aku terganggu banget sama
kata-kata Abe soal “Liat dari sudut pandang dia, jangan dari sudut pandang kamu
aja”. Karena aku pikir, ya memang mana bisa kita punya pemikiran yang sama kaya
orang lain. Ya bebas aja orang mau mikir kaya gimana, yang terpenting adalah
pendapat aku itu udah baik dan benar.
Tapi, sebenernya itu banyak banget
manfaatnya. Kadang ya dari perbedaan itu kita bisa jadi lebih bijaksana dan
dapet banyak pelajaran. Intyinya, ambil positifnya. Sekiranya pemikiran orang
lain negatif pun, buat itu jadi positif. Ambil pelajarannya. Tolong ngerti
kenapa dia berbeda dengan kita, tolong hargai juga kalau pada kenyataannya kita
punya jalan yang berbeda. Ya mau ke Surabaya aja ada jalur Selatan ada jalur
Utara. Dan dua-duanya sampai ke Surabaya. Ga usah sok tau dan gak usah ngerasa
paling bener. Karena semua hal di dunia ini relatif.
Jangan ngerasa bekerja paling keras, karena
mungkin orang lain juga kerja tapi dalam diam. Jangan ngerasa paling maju,
mungkin sepatu kamu lebih mahal dari pada punya orang lain. Tapi siapa yang tau
juga kalau orang lain itu sedekahnya lebih banyak. Jangan bangga kalau hidup
kamu sibuk kesana-kemari, mungkin yang keliatannya kuliah-pulang kuliah-pulang
ternyata di rumahnya ngurusin Kakeknya yang lagi sakit.
Kamu nggak tau. Aku nggak tau. Kita nggak
pernah tau.
Sungguh, hidup tuh penuh misteri.
Kalau kamu biasa usaha lebih dari orang
lain, syukuri karena kamu masih dikasih sehat. Jangan sombong.
Kalau kamu bisa beli barang mahal, jangan
riya’. Siapa tau itu barang besok di copet.
Kalau kamu ngerasa paling cantik, jangan
ah. Norak :(.
Yuk, ah mulai sekarang kita urusi urusan
kita dengan benar dan mulai menghargai pilihan
orang lain.
Terima Kasih.
Semoga Amarahku nggak mengotori hati
teman-teman sekalian .
Rinda ~
1 komentar
Many people want to try on the lives of other people, but few people know that the flip side of successful people is not as beautiful and light as it seems.
BalasHapus