What We Did In Solo
23.10Oke, jadi pada kesempatan kali ini aku alias gue pengen membahas tentang perjalanan singkat gue mengelilingi solo dalam satu hari.
First of all, post ini didedikasikan kepada Pak Irfan. Terima kasih karena sudah mewujudkan keinginan untuk pergi-pergian ke tempat-tempat yang menurutku jauh. Hehe.
Tujuan utama kami pergi ke Solo adalah untuk makan-makan. Karena kami stay di Jogja, kami menempuh perjalanan ke Solo menggunakan kereta Prameks a.k.a Prambanan Ekspres. Cuma 8000 rupiah tiketnya. Keretanya nyaman juga kok.
Gue dan Pak Irfan, memulai perjalanaan Solo kami dengan makan Selat Solo. Kalau browsing sih, ini salah satu yang paling famous. Ini aneh banget sih makanan nya sebenerya, bisa dibilang kaya salad lokal gitu. Yang pasti ada itu adalah kol, wortel, buncis, kacang polong, kentang, terus telor, dan ada pilihan saosnya serta ada pilihan dagingnya. Kalau Pak Irfan pilihnya yang dagingnya adalah ‘lidah sapi’ kalau aku kaya semacam rolade gitu. Kalau yang Pak Irfan saosnya manis, kalau aku saosnya asem seger gitu. Enak. Aku suka.
Oh iya, nama tempatnya Warung Selat Mbak Lies. Dari stasiun kita naik gocar Cuma bayar 15 ribu. Alias murah banget. Padahal nggak se-deket itu tempatnya. Yang berbeda dari Solo adalah, di sini sepi sekali. Sepiii banget. Sunyi. Bahkan kita nggak denger ada klakson mobil. Dan hal tersebut dibenarkan oleh teman Pak Irfan yang nemenin kita jalan sepulang dia kerja.
Setelah dari Warung Selat Mbak Lies, kita bingung banget mau kemana. Karena bener-bener nggak nyari informasi untuk jalan-jalan, cuman mendata untuk makan doang. Akhirnya kita memutuskan ngadem ke-mall. Jujur namanya apa mallnya gue lupa. Kita jalan-jalan sambal nunggu Abdan ngabarin.
Baru kita ketemu Abdan, dan ngobrol-ngobrol nggak jelas. Bahkan dia juga bingung mau ngajak kita kemana. Tapi karena gue laper, jadinya gue ngajakin makan dulu ke tempat jualan Timlo yang namanya gue lupa. Dan gue nggak foto juga.
Karena Abdan bingung soalnya kita ketemu setelah hari sudah agak sore, Abdan ajak kita ke Keraton Solo. Sambil ngegosipin soal Sultan. Ya gitu lah pokoknya haha. Kita nggak mendapatkan banyak ilmu sih, karena gue nggak punya banyak waktu untuk explore. Kita ngambil foto aja. Dan turns out, great.
Setelah kita ke keraton, kita ngeliatin sapi sacral yang ada di deket leraton. Katanya, setahun sekali sapi-sapi ‘suci ‘ ini diarak keliling kota semacam ritual rutin gitu. Dan kotorannya suka diambilin sama masyarakat. Katanya bawa berkah.
Terus terakhir, kita nontonin stasion Manahan Solo yang bagus banget. Nyesel banget nggak bawa sepatu. Hasrat pengen lari meronta-ronta lihat orang orang pada olahraga.
Sebenernya nggak banyak hal yang penting sih ketika kita main di Solo. Mungkin karena waktunya terlalu sebentar, dan mungkin memang di Solo nggak banyak tempat-tempat rame. Tapi gue tetep sih, ada rasa pengen balik lagi suatu hari nanti untuk makan-makan lagi. Banyak sekali yang belum gue cobain. Dan makan di Solo, biasanya yang enak-enak cepet banget abisnya.
Pokoknya, kalau misalnya kalian lagi di Jogja, dan ingin coba berpetualan untuk mendapatkan suasana baru, Solo bisa jadi pilihan. Siapkan perut yang kosong, karena kuliner khas Solo itu, beda dan nggak ada di tempat lain.
Adios!
Rinda~
0 komentar