Iseng: Stay lowkey. Stay hungry. Stay foolish.
16.42gara gara twit di atas ketriger bikin artikel se-panjang ini. |
Stay Lowkey. Stay hungry. Stay Foolish.
Sebagai manusia 22 tahun, sepertinya kata-kata diatas
bakalan menjadi pedoman gue untuk beberapa waktu ke depan. Di tengah arus
informasi yang mudah diakses, serta berbagai hal saat ini bisa dengan mudah
dipelajari, sehingga melahirkan orang-orang serba tahu di internet. Gue ingin tetap menjadi orang yang membumi,
selalu haus akan ilmu, dan tetap merasa bodoh.
Sejujurnya gue udah cukup lelah melihat berbagai opini yang
tersebar di sosial media. Semua orang bebas berpendapat, semua orang juga
bebas untuk punya opini masing-masing.
Namun kita sering kali lupa kalau tidak semua hal itu harus dikemukakan secara
luas. Tidak semua hal yang kita anggap benar adalah kebenaran sejati, serta
tidak semua yang kita percayai juga harus dipercayai orang lain.
Sejak mengerjakan skripsi setahun yang lalu, gue jadi
semakin sadar kalau perkataan kita itu valid ketika ada bukti dan bisa
dipertanggungjawabkan. Ketika gue mengutip beberapa kata ilmuwan dari buku
untuk disematkan di skripsi gue, gue bener-bener hati-hati karena dosen
pembimbing gue selalu minta “sumbernya mana?” setiap bimbingan. Dan saking
seringnya dibilang kaya gitu sama beliau, gue jadi semakin menjiwai kata-kata
beliau tersebut. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ini memang khusus untuk membuat karya ilmiah.
Tapi, menurut gue adalah benar juga untuk hati-hati dalam
mengutip apapun di dunia ini. Mau itu untuk diri sendiri atau untuk sosial
media. Sebaiknya, kita harus lebih banyak membaca, mendengar, dan peka dengan
segala informasi yang tersedia. Seiring dengan kita yang terus dikelilingi
ilmu, dan informasi, kita semakin merasa tenggelam dan merasa kecil karena di dunia
ini ilmu itu tidak terkira banyaknya. Bahkan ketika gue udah lulus dari jurusan matematika, bukan berarti gue jago banget di situ.
Kenapa? Karena masih banyak di luar sana yang lebih tau dari gue bahkan
mungkin orang yang lebih jago juga, ngerasa kecil kerena dia tau pasti kalau
ilmu yang berusaha dia taklukan ternyata lebih dari yang dia pikir. Mungkin itu
alasannya para profesor nggak berisik, dan nggak terlau menonjol dalam
menyampaikan opini. Mungkin karena mereka tau kalau ketika kita mau
menyampaikan gagasan, referensi harus kuat.
Di situasi kayak gini gue makin jadi sadar, kadang beropini
terlalu keras, bisa bikin kacau. Apalagi liat deh di twitter. Semua punya
pendapat. Dan mereka saling keras kepala untuk mempertahankan pendapat mereka. Padahal
mungkin ga ada yang peduli juga.
Semoga kita semua bisa jadi orang yang bijaksana. Tidak
mudah tergiring opini. Selalu memeriksa kembali apakah suatu informasi itu
betul. Dan semoga kita tidak pernah lelah untuk mencari ilmu. Sekolah lagi atau
tidak, ilmu ada dimana-mana. Di buku, di obrolan teman mu, atau di dalam diri
mu sendri.
Again.
Stay Foolish .
Rinda~
1 komentar
Pembawaan kamu enak banget Rin, aku suka
BalasHapus